-->

Prinsip-prinsip dasar dalam penelitian sejarah lisan

Sejarah lisan sebenarnya sudah berkembang sejak lama. Herodotus, salah satu sejarawan Yunani yang pertama kali, telah mengembara atau menjelajahi ke tempat-tempat yang jauh untuk mengumpulkan bahan-bahan sejarah dari lisan. Sekitar kurang lebih 2400 tahun yang Silam, Tuchydides setelah menggunakan beberapa kisah kesaksian langsung para prajurit prajurit yang ikut dalam perang peloponesos antara Sparta dan Athena untuk menyusun sejarah lisan.
Di nusantara sendiri para penulis hikayat juga dapat menggunakan metode lisan untuk memperoleh data. Ungkapan kata sohibul hikayat atau menurut yang mempunyai cerita di dalam sejarah tradisional dapat memberikan petunjuk bahwa bahan yang dikisahkan itu tidak harus berasal dari penulis sendiri, melainkan hanya dari orang lain dan dalam banyak hal diperoleh secara lisan.

James Morrison lebih menyukai pemakaian penelitian lisan daripada sejarah lisan,sebab istilah sejarah lisan menggunakan sebagai metode yang berdiri sendiri. Padahal sumber lisan harus diperkaya dengan beberapa Sumber yang tertulis. Penelitian lisan tersebut hanyalah sebagai salah satu sumber yang telah tersedia bagi seorang sejarawan. Penelitian lisan dirumuskan oleh marisan sebagai pengumpulan beberapa bahan melalui perbincangan atau wawancara dengan satu orang atau lebih mengenai suatu masalah yang sedang dipelajari oleh wawancaranya tersebut.
Penelitian lisan mencakup sejarah lisan dan tradisi lisan. Sejarah lisan biasanya menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sejarah dari sumber pertama atau dari beberapa saksi mata peristiwa sejarah tersebut. Tradisi lisan memiliki jangkauan yang sangat luas. Tradisi tersebut merupakan kisah yang diperoleh bukan dari orang yang menyaksikan peristiwa itu sendiri, lain halnya ngedenger dari orang lain atau dari satu dua tiga atau lebih dari generasi sebelumnya. Seringkali tradisi lisan tersebut dianggap sebagai Kenangan dari kenangan. Tradisi lisan biasanya bisa mencakup semua aspek kehidupan berbagai aspek aspek kehidupan masa lalu, seperti halnya legenda ,epik,pribahasa,teka teki dan ungkapan.

Sejarah lisan sendiri mempunyai kelebihan antara lain sebagai berikut:
A.  Pengumpulan data dalam sejarah lisan dilakukan dengan komunikasi dua arah sehingga kemungkinan sejarawan dapat menayangkan langsung bagian yang kurang jelas dari narasumber.
B.  Penulisan sejarah tersebut menjadi lebih demokratis karena kemungkinan dari sejarawan untuk menggali informasi dari semua golongan masyarakat tertentu.
C.  Melengkapi kekurangan data atau informasi yang sebelumnya termuat dalam dokumen. Penelitian sejarah lisan tersebut yang dipadukan dengan beberapa sumber tertulis dianggap dapat melengkapi kekurangan sumber sejarah selama ini.

Disamping molekul memiliki kelebihan dari sejarah lisan, juga mempunyai beberapa kekurangan atau kelemahan sebagai berikut:

A.  Terbatasnya daya ingat seorang pelaku atau saksi sejarah terhadap suatu peristiwa tersebut.
B.  Subjektivitas dalam penulisan sejarah lisan sangat tinggi. Dalam hal ini perasaan perlakuan dari seorang saksi saksi dari seorang pelaku sejarah yang cenderung memperbesar peranannya dalam menutupi kekurangannya sering kali muncul dalam proses wawancara. Selain itu juga terjadi karena sudut pandang dari masing-masing pelaku dan saksi sejarah lisan terhadap suatu peristiwa seringkali berbeda-beda.

0 Response to "Prinsip-prinsip dasar dalam penelitian sejarah lisan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel