-->

Ciri dan peran jamur dalam ilmu Biologi

Sepanjang sejarah, jamur dan manusia memiliki hubungan yang sangat dekat. Bagi manusia bentuk hubungan tersebut kadang-kadang menggembirakan dan kadang-kadang tidak. Dahulu raja-raja pada zaman Mesir kuno menganggap jamur sebagai makanan yang lezat dan istimewa. Namun tidak sedikit juga yang bermasalah dengan kesehatan mereka setelah mengkonsumsi jamur. Apakah sebenarnya jamur itu? Termasuk tumbuhan atau hewankah jamur itu?

Diantara Kalian tentu ada yang tidak mengenal jamur. Jamur atau fungi banyak dikenal sebagai cendawan, lapuk, kulat atau kapang. Jamur dapat ditemukan tumbuh pada batang tumbuhan atau di halaman rumah setelah hujan, pada sisa makanan yang sudah basi atau di tempat-tempat yang basah atau kaya zat organik.
Jamur bukan termasuk tumbuhan meskipun menyerupai tumbuhan. Jamur Tidak memiliki klorofil sehingga campur tidak dapat berfotosintesis. Jamur jelas bukan termasuk hewan dan juga tidak menyerupai bakteri maupun protozoa. Jamur bersama dengan Bakteri merupakan makhluk hidup dekomposer atau pengurai. Tanpa bantuan jamur kemungkinan besar permukaan bumi akan penuh dengan sampah. Dapatkah kalian menjelaskan mengapa hal demikian dapat terjadi? Apa sajakah peranan jamur dalam kehidupan?

A.  Ciri jamur
Jamur merupakan makhluk hidup eukariotik. Struktur tubuh jamur ada yang terdiri atas satu sel (uniseluler) contohnya ragi. Namun tubuh dari kebanyakan jamur tersusun atas banyak sel (multiseluler). Contoh jamur multiseluler adalah Rhizopus dan penicillium. Tubuh jamur multiseluler terkenal sebagai miselium. Miselium adalah suatu jalinan dari benang-benang halus jamur yang disebut hifa. Adanya hifa memungkinkan misellium memiliki daerah permukaan yang sangat luas sehingga dapat memperbesar daya serap jamur terhadap materi makanan. Berdasar fungsinya miselium dapat dibedakan atas miselium vegetatif dan miselium generatif. Miselium vegetatif berfungsi untuk menyerap makanan, sedangkan miselium generatif berfungsi untuk menghasilkan spora.

Sensor sangat berbeda dari sel tumbuhan. Perbedaan tersebut terlihat pada dua Hal mendasar. Pertama sel jamur tidak memiliki kloroplas. Kedua dinding sel jamur tersusun oleh zat kitin bukan selulosa. Kitin merupakan zat yang bisa didapatkan pada eksoskeleton serangga dan semua arthropoda. Beberapa ciri jamur lainnya adalah jamur tidak menyimpan cadangan energi dalam bentuk zat tepung, melainkan berupa glikogen (seperti halnya pada hewan). Jamur bersifat non motil dan tidak pernah memiliki flagel dalam siklus hidupnya. Jamur bergerak ke arah Sumber makanan dengan cara tumbuh ke arah tersebut.
Beberapa jenis jamur ada yang memiliki sekat di dalam hifanya. Pada setiap Septa terdapat lubang-lubang halus yang memungkinkan berlangsungnya aliran sitoplasma beserta materi lainnya dari satu sel ke sel berikutnya. Persekat merupakan satu sel utuh yang didalamnya terdapat satu atau beberapa inti. Pada umumnya hifa jamur tidak bersekat. Di dalam IPA tersebut terdapat banyak intim yang menyebar dalam sitoplasmanya. Contoh Ikhfa demikian disebut senositik.

B.  Cara jamur memperoleh makanan
Seperti hewan semua jamur adalah heterotrof. Jamur memperoleh makanannya dari makhluk hidup lain atau dari materi organik yang sudah mati. Untuk memenuhi kebutuhan makanannya campur dapat hidup secara saprofit parasit dan simbiotis.

1. Saprofit
Kebanyakan jamur adalah bersifat saprofit. Mereka memperoleh makanan dari materi organik yang sudah mati atau sampah. Untuk memperoleh makanannya IPA mengeluarkan semacam enzim pencernaan yang dapat merombak materi organik menjadi bentuk sederhana sehingga mudah diserap oleh jamur.

2. Parasit
Beberapa jamur itu sebagai parasit pada tumbuhan dan hewan. Dalam hal ini mereka memperoleh makanan langsung dari tubuh inangnya. Pada jamur parasit terutama yang menyerang tumbuhan terdapat bentuk hifa khususnya yang disebut haustoria. Bentuk hifa tersebut memiliki kemampuan untuk menembus sel inang sehingga dapat menyerap zat makanan yang dihasilkan Inang. Jamur parasit seringkali menimbulkan penyakit pada tanaman sehingga dapat menurunkan hasil panen. Selain itu jamur parasit juga dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.

3. Simbiotis
Beberapa jamur lainnya dapat membentuk hubungan simbiotis dengan akar tumbuhan tingkat tinggi. Jamur menyediakan materi anorganik bagi tumbuhan dan sebaliknya jamur memperoleh materi organik dari tumbuhan. Selain dengan tumbuhan tingkat tinggi jamur juga dapat bersimbiotis dengan ganggang hijau atau ganggang biru hijau membentuk liken

C.  Reproduksi jamur
Cara reproduksi jamur sangat bervariasi. Meskipun demikian reproduksi pada jamur umumnya terjadi dalam dua cara yaitu secara seksual dan aseksual.

1. Reproduksi secara seksual
Reproduksi secara seksual dapat dilakukan melalui penyatuan dua hifa haploid yang secara genetika berbeda. Peristiwa semacam ini dikenal dengan konjugasi.
2. Reproduksi secara aseksual
Reproduksi secara aseksual dapat terjadi melalui berbagai cara, antara lain adalah sebagai berikut
A. Pembentukan spora seksual
Reproduksi aseksual biasanya dilakukan melalui spora aseksual yang dihasilkan oleh hifa tertentu. Spora seksual merupakan sel reproduksi yang dapat tumbuh langsung menjadi organisme baru.
B. Fragmentasi
Reproduksi aseksual dapat juga dilakukan melalui fragmentasi atau pemisahan hifa dari sebuah miselium. Selanjutnya hifa tersebut akan tumbuh dengan sendirinya menjadi misellium baru. Pada kondisi tertentu hifa akan berdiferensiasi menjadi seorang yang.
C.  Pembentukan tunas
Reproduksi aseksual lainnya adalah dengan cara pembentukan tunas. Cara reproduksi melalui pembentukan Tunas bisa dilakukan oleh jamur uniseluler misalnya Ragi.


0 Response to "Ciri dan peran jamur dalam ilmu Biologi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel