Jejak-jejak masa lampau dalam ilmu sejarah
Bahasa Indonesia ini terbentuk melalui proses sejarah yang sangat panjang Selama ratusan bahkan ribuan tahun lamanya. Disamping itu setiap wilayah di nusantara memiliki beberapa sejarah tersendiri. Perjalanan sejarah yang panjang di berbagai wilayah di nusantara tersebut memberikan sebuah karakter pada kepribadian suatu masyarakat nya, suku bangsa ataupun bangsa Indonesia sekarang. Proses sejarah pada masa lampau tersebut banyak sekali meninggalkan sebuah jejak-jejak nya, baik berupa artefak, dokumen, maupun pelaku atau saksi saksi sejarah yang masih ada.
1. Bangunan peninggalan sejarah
Di berbagai banyak daerah ditemukan berbagai peninggalan berupa fosil, sebagai jenis kapak batu, apapun lukisan-lukisan yang ada pada dinding gua, ataupun alat-alat dan senjata dari batu dan tulang serta bangunan-bangunan yang megalitikum. Sampai saat ini banyak sekali bangunan dan tradisi megalitik yang masih menjadi bagian dari masyarakat di Nias.
Di zaman pengaruh Hindu Budha di nusantara yang berlangsung selama abad IV sampai dengan abad XV masehi banyak sekali meninggalkan peninggalan berupa bangunan bangunan seperti candi, Kompleks Candi Gedong Songo di Ungaran, Kompleks candi Dieng di Wonosobo, Kompleks candi Dieng di Wonosobo Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Plaosan, dan Candi Sambisari di Jawa Tengah. Di Jawa Timur sendiri juga tergolong kaya peninggalan-peninggalan dari zaman Hindu Budha, seperti Candi Badut, Candi Surowono, Candi Singosari, Candi Jabung, Candi Prambanan, patirtan Jolotundo dan patirtan tikus. Selain itu juga zaman pengaruh Hindu Budha juga banyak meninggalkan sebuah prasasti-prasasti yang sangat diperlukan oleh sejarawan untuk merekonstruksi masa lalu.
2. Monumen
Kata monumental berasal dari bahasa latin yaitu Monera yang memiliki arti meningkatkan. Sedangkan kata ini berkembang menjadi mnemon, mnemonikos yang dalam bahasa Inggris menjadi mnemonic, berarti sesuatu yang membantu untuk mengingat kembali. Pengertian monumental dalam arsitektur berarti sifat perancangan tinggi yang dapat dicapai oleh perancangnya untuk bisa membangkitkan kenangan atau kesan yang mudah Terlupakan. Guna untuk memperingati sebuah perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai dan mempertahankan kemerdekaannya banyak dibangun beberapa Monumen peringatan, seperti Monumen Nasional yang ada di Jakarta untuk memperingati peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, di Surabaya sendiri untuk memperingati semangat juang arek-arek Surabaya dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia yang dibangun yaitu Tugu Pahlawan, Candi bangun juga Monumen Tugu Muda di Semarang untuk memperingati peristiwa pertempuran lima hari di kota tersebut.
3. Menuliskan kembali jejak-jejak masa lampu
Dalam upayanya untuk menulis kisah sejarah dari jejak di masa lalu dipilih TOPIK untuk membatasi beberapa objek penulisan. Topik yang dipilih hendaknya merupakan topik yang workable. Yaitu sebuah topik tersebut dapat dikerjakan dalam waktu dan biaya yang telah tersedia. Topik tersebut hendaknya sesuai dengan kebutuhan yang ada sehingga tidak terlalu luas atau terlalu sempit. Pemilihan topik hendaknya juga didasarkan.
A. Kedekatan emosional
Seseorang yang berasal dari sebuah perdesaan dan memiliki ikatan emosional dengan desa tersebut. Kedekatan hubungan emosional tersebut akan memberikan sebuah dorongan yang besar bagi terselesainya penulis sejarah itu. Demikian juga halnya seseorang yang memiliki kaitanya dengan kota, organisasi, birokrasi, tokoh, peristiwa, perusahaan dan sebagainya. Hal yang sangat penting dalam pemilihan topik bahwasanya Apa yang sedang dikerjakan itu telah diyakini berharga dan sangat bermanfaat. Sedangkan sebuah desa yang begitu kecil Ternyata banyak menyimpan persoalan-persoalan seperti, pertanahan, ekonomi, politik, demografi, mobilitas sosial dan kriminalitas. Sehubung dengan batasan geografis tersebut, seseorang peneliti akan mengajukan sebuah pertanyaan (di mana), yaitu daerah mana yang menjadi sebuah objek penelitian. Dari penelitian itu harus mendapatkan batasan waktu dari beberapa Sumber yang tertulis maupun sumber lisan yang telah tersedia. Hal ini berarti pertanyaan tentang (kapan). Selanjutnya menyangkut Siapa yang terlibat di dalamnya. Misalnya tentang pertanahan, tentunya dapat dilacak Siapa saja yang bisa melakukan transaksi beserta identitasnya. Hal itu berarti pertanyaan tentang(siapa). Demikian juga dapat pula ditanyakan motivasi dari setiap perbuatannya tersebut. Hal itu juga berarti pertanyaan tentang (Mengapa). Selanjutnya telah diajukan pertanyaan secara umum, apa yang terjadi dalam kasus tanah itu dan bagaimana peristiwanya yang telah terjadi. Pertanyaan ke arah ini menyangkut pertanyaan tentang (bagaimana).
B. Kedekatan intelektual
Seseorang yang memiliki kedekatan emosional biasanya juga akan memiliki kedekatan intelektual. Seorang yang tertarik terhadap masalah pedesaan, tentunya akan membaca buku apa saja yang terkait dengan desa, petani, tanah, geografi pedesaan, ekonomi pedesaan dan sebagainya. Dengan demikian seorang tersebut sudah memiliki konsep tentang permasalahan penelitian yang akan dihadapi.
0 Response to "Jejak-jejak masa lampau dalam ilmu sejarah"
Post a Comment