-->

Peran Keanekaragaman Makhluk Hidup dalam Pelestarian Ekosistem


Keragaman organisme di alam banyak digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Orang menggunakan hewan, tumbuhan dan mikroorganisme untuk berbagai keperluan, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dll. Penggunaan keanekaragaman hayati harus dilakukan dengan perhitungan atau pencatatan yang tepat agar tidak merusak ekosistem.


A. Tingkat keanekaragaman hayati

1. Keanekaragaman genetik

Gen adalah faktor pembawa alam yang dimiliki setiap makhluk hidup, dan dapat ditransmisikan dari satu generasi ke generasi lainnya. Sifat setiap makhluk hidup ditentukan oleh sepasang gen (genotipe) yang berasal dari induk laki-laki dan perempuan. Berbagai tingkat genetik dapat ditunjukkan untuk mengubah satu spesies, misalnya kelapa (Cocos nucifera) memiliki varietas: kelapa kelapa dan kelapa hijau. Anjing (Canis) memiliki variasi: bulldog, gembala dan pudel.

Faktor yang menyebabkan keragaman adalah genotip individu, lingkungan, adaptasi dan seleksi alam. Kelebihan keragaman genetik terletak pada pembentukan varietas, bahkan spesies baru, yang unggul dalam metode pengembangbiakan silang dan rekayasa genetika.

2. Ragam tingkat spesies

Variasi spesies ditunjukkan oleh jumlah spesies individu. Faktor yang menyebabkan keanekaragaman jenis spesies bersifat evolusioner. Mengetahui keragaman spesies dapat membawa kita untuk menemukan alternatif makanan, pakaian dan papan. Hal ini juga bisa membawa kita pada pemilihan hewan prima yang bisa diolah.

3. Keragaman tingkat ekosistem

Di permukaan bumi, ada berbagai jenis ekosistem, keragaman ekosistem di permukaan bumi sesuai dengan lapisan kehidupan di Bumi, yang disebut biosfer.

Keragaman ekosistem menggambarkan keragaman bentuk dan jenis lanskap, daratan dan air dimana tanaman, hewan dan organisme hidup lainnya berinteraksi dan membentuk hubungan dengan lingkungan fisik mereka agar dapat bertahan hidup. Pembentukan keragaman ekosistem di darat dipengaruhi oleh lokasi geografis (garis lintang dan tinggi). Model ekosistem terestrial, yang dipengaruhi oleh garis lintang dan tinggi, disebut biomes. Keragaman ekosistem perairan dipengaruhi oleh salinitas, intensitas sinar matahari, kedalaman air, dan sebagainya.

Berbagai jenis biomassa meliputi hutan hujan tropis, hutan tahunan, padang rumput dan padang pasir. Keanekaragaman hayati pada tingkat ekosistem memiliki kelebihan untuk kehidupan manusia, antara lain, kita dapat mengembangkan sumber daya hayati yang sesuai dengan ekosistem tertentu untuk meningkatkan produksi pertanian dan pertanian, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan manusia.

B. Keanekaragaman hayati

Keanekaragaman hayati dapat dikelompokkan menjadi lima jenis nilai, yaitu nilai konsumen, nilai produksi, nilai pilihan, nilai keberadaan dan nilai lingkungan / ekologis.

1. Biaya Konsumsi

Keanekaragaman hayati di sekitar seseorang memberi sumber daya manusia untuk memenuhi kebutuhan pokok kehidupan, baik itu makanan, pakaian, atau papan.

2. Perhitungan biaya

Keanekaragaman hayati juga bermanfaat bagi penggunaan nilai pasar yang produktif dan keanekaragaman hayati perdagangan di pasar lokal, nasional dan internasional.

3. Pilihan biaya

Nilai pilihan terkait dengan potensi keanekaragaman hayati dalam memberikan manfaat bagi masyarakat di masa depan. Seringkali, keanekaragaman hayati mempertahankan nilai manfaat yang belum direalisasikan atau tidak bisa digunakan oleh masyarakat saat ini. Namun, seiring dengan perubahan konsumsi di masa depan, pola konsumsi dan perubahan teknologi dalam nilai penting.

4. Adanya nilai

Nilai eksistensi adalah nilai yang dimiliki keanekaragaman hayati karena keberadaannya. Nilai eksistensi dikaitkan dengan nilai estetika yang dihasilkannya pada manusia dan tidak terkait dengan manfaat ekonomi langsung.

5. Nilai ekologis / ekologis

Keanekaragaman hayati juga menyediakan jasa lingkungan atau jasa lingkungan bagi masyarakat. Keanekaragaman hayati penting tidak hanya untuk kehidupan manusia, tapi juga untuk kelangsungan hidup semua sistem kehidupan di dunia.

C. Upaya melestarikan ekosistem

Kita harus selalu berusaha mencegah kerusakan lingkungan alam dan melakukan upaya mengembalikan kerusakan alam yang ada. Misalnya dengan melestarikan tanaman langka dan hewan, sehingga tidak timbul dan menciptakan ekosistem yang seimbang.

1. Konservasi hutan dan satwa liar

Pelestarian hutan dan satwa di dalamnya - konservasi sumber daya alam hayati. Konservasi sumber daya alam hayati dapat dilakukan secara melimpah dan exitu.

a) in situ
Konservasi sumber daya alam hayati in situ adalah konservasi sumber daya alam hayati dengan bantuan hewan dan tumbuhan yang tertinggal di habitat aslinya. Misalnya barang untuk konservasi di Pulau Komodo (Nusa Tenggara Timur) dan badak jawa di Ujung-Coulomb.

b) eksekusi
Konservasi sumber daya alam dari luar adalah konservasi oleh pergerakan orang yang diawetkan dari habitat alami mereka, yang harus dijaga di tempat lain. Misalnya, pelestarian Rafflesia arnoldi di kebun Bogor Bogor.

2. Cagar alam

Cagar alam adalah cagar alam dalam keadaan alami dimana ada tumbuhan, hewan (hewan) dan ekosistem khusus yang harus dilindungi secara alami untuk tanaman. Misalnya, Panajung Pangandaran di Jawa Barat dan Nusa Kambangan di Jawa Tengah.

3. Kawasan Konservasi Satwa Liar

Cadangan alam liar adalah cagar, karakteristik untuk keragaman dan keunikan spesies hewan, oleh karena itu perlu untuk menavigasi di habitat untuk melestarikan kelangsungan hidup hewan yang ada. Misalnya, Baluran dan Meru Betiri di Jawa Timur.

4. Taman wisata

Taman wisata adalah taman yang dipelihara dan dikelola secara khusus untuk wisata atau rekreasi. Misalnya, Danau Tautouti di Sulawesi Selatan dan Gunung Tankuban Perah di Jawa Barat.

5. Taman Laut

Taman laut adalah kawasan laut berupa cagar alam, cagar alam atau taman wisata. Misalnya, wilayah laut Bunaken di Sulawesi Utara.

0 Response to "Peran Keanekaragaman Makhluk Hidup dalam Pelestarian Ekosistem"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel