-->

Perang Dunia ke II dan pendudukan Jepang di Indonesia

A. Perang Dunia II
1. Faktor-faktor penyebab terjadinya Perang Dunia II
Perang dunia 2 berkaitan erat dengan Perang Dunia 1 bahkan para sejarawan menyebutkannya bahwa perang dunia 2 adalah revanche idea atau semangat balas dendam terhadap negara yang kalah dalam Perang Dunia 1. Pada akhir Perang Dunia 1 Jerman dipaksa menyetujui Perjanjian Versailles pada tahun 1919 yang isinya sangat merugikan Jerman. Isi Perjanjian Versailles adalah sebagai berikut:

  1. Jerman harus menyerahkan daerah elzas lotaringen kepada Perancis, eupen,maresnet,dan melmedy kepada belgia, pRusia barat dan pesan kepada Polandia.
  2. Jerman harus menyerahkan daerah Sar kepada LBB selama 15 tahun dan selanjutnya diadakan pemilihan Pendapat Rakyat dengan 3 pilihan yaitu Merdeka bergabung dengan Jerman atau bergabung dengan Perancis.
  3. Jerman harus menyerahkan seluruh kekuasaan kepada Inggris Perancis dan Jepang.
  4. Jirman harus mengganti ganti rugi biaya perang kepada negara-negara sekutu sebesar 132 billion uang emas.
  5. Jerman harus menyerahkan kapal dagangannya kepada Inggris.
  6. Daerah lain diduduki sekutu untuk mengawasi Jerman dalam melaksanakan perjanjian Versailles.

Setelah partai pimpinan Adoft hitler menang dalam pemilu Jerman pada tahun 1932 maka pada tahun berikutnya adolf hitler jumlah umat kita yang luar biasa menjadi perdana menteri Jerman. Hitler menerapkan idealisme Nazi yang bersifat totaliterisme, yaitu suatu paham yang melaksanakan kebijakan bahwa segala sesuatu yang menyangkut kehidupan sosial, ekonomi, militer diurus oleh negara.

Agenda politik Hitler adalah:

  • Menolak isi Perjanjian Versailles.
  • Menyatukan Jerman dengan Astria.
  • Menolak suku bangsa Yahudi menjadi warga negara Jerman.Semboyan totaliterisme Hitler adalah en volk,einvaterland,einein fuhrer.

Baca Juga

Selain di Jerman totaliterisme juga muncul di Itali Uni Soviet dan Jepang. Italia saat itu menerapkan kebijakan totaliterisme melalui ajaran Fasisme yang dipimpin oleh Benito Mussolini. Sementara itu di Uni Soviet diterapkan melalui ajaran komunisme yang diperkenalkan oleh Karl Marx dan Jepang melalui kebijakan militerisme yang diterapkan pemerintah. Setelah muncul paham totaliterisme maka di dunia terdapat dua paham yang dianut oleh dua blok negara adidaya, yaitu paham totaliterisme dan paham liberalisme.

Faktor-faktor penyebab Perang Dunia dibagi dua yaitu faktor umum dan faktor khusus, sedangkan faktor-faktor umum terdiri dari:

  1. Pertentangan paham liberalisme dan totaliterisme. Paham liberalisme dianut oleh negara-negara di Eropa Barat yaitu Inggris Prancis Belanda dan Belgia serta Amerika Serikat. Paham ini mengutamakan hak kebebasan individu dari setiap warga negara. Paham totaliterisme dianut negara-negara Jerman Jepang Uni Soviet dan Italia yang membatasi hak warga negara. Semua persoalan yang mencakup kehidupan warga negara diatur oleh negara.
  2. Timbulnya persekutuan antar negara adidaya. Persekutuan antar negara terjadi antara lain, franchise bersekutu dengan Inggris dan Uni Soviet untuk mengimbangi kekuatan Jerman, Jerman vs sekutu dengan Italia dan Jepang untuk menandingi kekuatan negara totaliterisme.
  3. Semangat untuk membalas dendam. Semangat belas tentang dikabarkan Jerman setelah pada perang dunia pertama mengalami kekalahan total dan dipaksa menyetujui Perjanjian Versailles yang sangat merugikan pihak Jerman.
  4. Perlombaan senjata di antara negara-negara adidaya, seperti negara Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Jepang dan Uni Soviet saling berlomba mengembangkan persenjataan sebagai alat pertahanan dari serangan negara lain. Hal ini terjadi setelah usaha Liga bangsa-bangsa gagal mencapai kesepakatan pembatasan persenjataan dalam Konferensi Washington.
  5. Pertentangan diantara negara-negara adidaya, negara-negara besar berupa air terus memperluas ruang hidup mengingat pertumbuhan penduduk tinggi dan menipisnya sumber daya alam di masing-masing negara. Jerman berupaya meluaskan wilayahnya ke Eropa Tengah, Italia inginkan wilayah laut tengah dan Jepang ingin menguasai Asia Timur, Pasifik dan Asia Tenggara. Upaya ketika negara tersebut mendapat perlawanan dari negara-negara Sekutu.
  6. Kegagalan liga bangsa-bangsa mewujudkan perdamaian dunia. Hal ini tidak ada fungsi yang tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan negara adidaya.
Faktor-faktor khusus terjadinya Perang Dunia Kedua adalah sebagai berikut:
  1. Serangan Jerman atas wilayah Polandia tanggal 1 September 1939. Cara membuat skenario sholawat tentara Polandia yang akan menyerang Jerman. 13 narapidana Jerman dipaksa memakai seragam tentara Polandia, kemudian mereka dibunuh dan mayatnya dibawa ke daerah perbatasan Jerman Polandia. Hitler kemudian mengundang wartawan internasional untuk Meliput sholawat terjadi serangan tentara Belanda atas wilayah Jerman. Hitler kemudian membakar rasionalisme rakyat Jerman agar melakukan mobilisasi umum dan menyatakan perang terhadap Polandia.
  2. Serangan pasukan Jepang ke Pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, selain itu juga Jepang berusaha merebut jajahan Inggris, Prancis dan Belanda di wilayah Asia Tenggara.

2. Kronologi Perang Dunia II
Perang dunia 2 meluas dari Eropa Barat Eropa tengah Eropa Timur Asia Timur Asia Tenggara Samudra Pasifik Samudra Hindia dan Australia. Kronologi Perang Dunia Kedua adalah sebagai berikut:
Di Eropa Barat perang dimulai dari serangan Jerman atas Polandia. Setelah itu Inggris dan Perancis menyatakan perang terhadap Jerman. Jerman pepaya terus meluaskan serangan ke wilayah Belanda Belgia Luxemburg dan Perancis serta Inggris, namun Jerman kesulitan menghadapi pasukan Inggris karena mendapat bantuan peralatan perang dari Amerika Serikat. Untuk memperkuat pertahanan Jerman, Italia dan Jepang membuat fakta pertahanan pertama yang bertujuan saling membantu jika mendapat serangan. Di Eropa Timur perang dimulai dengan serangan Jerman atas Uni Soviet. Hal ini adalah Pelanggaran atas kesepakatan kedua negara untuk tidak saling menyerang. Uni Soviet akhirnya jadi musuh Jerman di Eropa dalam perang dunia kedua.
Di Asia Pasifik Perang Dunia Kedua diawali serangan Jepang ke Pearl Harbor, dan wilayah di Asia Tenggara. Dalam waktu singkat Jepang berhasil menguasai kepulauan Hawaii, Samudra Pacific, manchuria, Korea, Filipina, Semenanjung Indochina, Malaysia dan Indonesia. Namun kemenangan Jepang tidak bertahan lama. Puncak kehancuran Jepang yaitu pada tanggal 6 Agustus 1945 Kota Hiroshima dibom atom oleh tentara sekutu, dan selanjutnya kota Nagasaki tanggal 9 Agustus 1945. Akhirnya Jepang menyerah tanggal 2 September 1945. Akhirnya Jepang menyerah tanggal 2 September 1945 dan dipaksa menandatangani perjanjian di geladak kapal Missouri yang berlaku di Teluk Tokyo.
Jerman dan Italia menyerah kepada tentara sekutu pada tanggal 7 Mei 1945.

B. Pendudukan Jepang di Indonesia
1. Proses masuknya Jepang ke ke Indonesia
Pendudukan Jepang di Indonesia adalah rangkaian dari upaya Jepang untuk membangun imperialisme di kawasan Asia Pasifik. Imperalisme Jepang dilatarbelakangi oleh:

  • Meningkatnya kebutuhan pangan dan sumber daya alam akibat dari ledakan penduduk yang terjadi di Jepang.
  • Kebutuhan bahan mentah untuk industrialisasi di Jepang.
  • Filsafat Hakko ichiu yang dianut masyarakat Jepang yaitu ajaran tentang penyatuan umat manusia yang harus dilakukan oleh Jepang. Jepang mempunyai kewajiban moral untuk menyatukan umat manusia dan memajukan nya.

Pendudukan Jepang di Indonesia diawali dari Pulau Tarakan atau Kalimantan, Balikpapan Kalimantan Timur, Bali, Rembang, Indramayu, Tanjung Priok Jakarta, Merak Banten, Palembang dan Kotabaru. Dalam waktu singkat kekuatan Belanda dapat dikalahkan dan pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda menyerah kepada Jepang. Dengan demikian berakhirlah berakhirnya kekuasaan Belanda kurang lebih 350 tahun di Indonesia dan berganti dengan penjajah baru yaitu Jepang untuk menarik simpati rakyat Indonesia. Jepang melakukan propaganda bahwa kedatangan Jepang ke Indonesia bertujuan membebaskan rakyat Indonesia dari penjajah Belanda. Tentara Jepang menyatakan bahwa mereka adalah saudara tua Bangsa Indonesia. Propaganda tersebut menyebabkan kedatangan tentara Jepang pada awalnya diterima dan ditanggapi baik oleh rakyat Indonesia. Penjajahan Jepang di Indonesia hanya berlangsung singkat yaitu 3,5 tahun. Namun penderitaan rakyat Indonesia yang multi penderitaan Belanda selama 350 tahun.
Dampak dari penjajahan Jepang antara lain dampak dari penjajahan Jepang antara lain:

  • Pengerukan sumber daya alam secara besar-besaran
  • Timbulnyad kelaparan, kemiskinan dan krisis pangan
  • Tekanan fisik dan mental yang dirasakan rakyat Indonesia karena kekejaman Jepang
  • Martabat kaum wanita yang terinjak-injak menjadi korban nafsu bejat tentara Jepang mereka.
2 kebijakan pemerintah Jepang di Indonesia
Politik imperialisme Jepang diarahkan pada dua tujuan utama yaitu pengambilan sumber daya alam dan menggerakkan tenaga kerja yang berasal dari rakyat Indonesia untuk kepentingan Perang Asia Timur Raya. Kebijakan-kebijakan pemerintah Jepang di Indonesia antara lain:
1. Di bidang pemerintahan, Jepang merekrut orang-orang Indonesia untuk membantu roda pemerintahan agar simpati rakyat Indonesia makin bertambah.
2. Di bidang sosial dan pendidikan, pemerintah Jepang berupaya memasukkan budaya Jepang dalam tanah sosial dan pendidikan di Indonesia. Contohnya penggunaan penanggalan Summera, pengajaran bahasa Jepang di sekolah perayaan hari lahir Kaisar hirohito dan pengibaran bendera Jepang.
3. Di bidang ekonomi pemerintah Jepang menerapkan kebijakan penyerahan hasil pertanian terutama padi secara paksa yang berakibat timbulnya bencana kelaparan. Selain itu ditetapkan pola kebijakan pengaturan distribusi barang yang berkaitan dengan kepentingan perang misalnya biji besi tembaga dan Kuningan.
4. Di bidang militer pemuda-pemuda dan masyarakat desa direkrut dan dilatih dalam bidang militer yang bertujuan untuk dijadikan tameng melawan pasukan sekutu.
5. Di bidang kebudayaan Jepang berusaha menanamkan budaya Jepang bersama-sama dengan pengembangan budaya Indonesia. Aspek budaya yang mendapat perhatian khusus antara lain seni tari dan seni sastra.
6. Di bidang politik pemerintahan Jepang memberikan janji kemerdekaan bagi Indonesia yang dilakukan dengan membentuk Dokuritsu zyombi tsooskai.

3. Strategi perjuangan melawan pendudukan Jepang
Selama pendudukan Jepang di Indonesia gerakan nasional is menerapkan strategi perjuangan yang berbeda-beda. Soekarno dan Hatta lebih bersifat kooperatif atau kerjasama untuk mencapai kemerdekaan. Hal ini mengingat militer Jepang dikenal sangat sadis dan kejam terhadap semua bentuk perlawanan rakyat Indonesia. Sementara itu Sutan Syahrir, jkunto,supeno, dan Subandrio lebih banyak berjuang dengan cara sembunyi-sembunyi atau gerakan bawah tanah. Kelompok kaigun banyak berjuang melalui pendekatan dengan tokoh-tokoh Jepang yang perlu kemerdekaan Indonesia.
Kemampuan di bidang militer rakyat Indonesia juga makin terasah melalui program mobilisasi rakyat yang diterapkan pemerintah Jepang. Organisasi kepemudaan seperti Putra(Pusat Tenaga Rakyat) peta (pembela tanah air). Semua itu menjadi pilar utama dalam perjuangan bersenjata melawan Jepang. Di bidang militer melawan terendah ada penduduk Jepang terjadi di beberapa daerah seperti di Blitar, Tasikmalaya, Indramayu, Singaparna dan Banten. Pasukan peta yang dibentuk Jepang memberontak dan membunuh tentara Jepang.

4. Akhir pendudukan Jepang di Indonesia
Kekuasaan Jepang di Asia Tenggara makan teratur setelah Italia dan Jerman menyerah kepada sekutu. Akibatnya Jepang berperang sendiri melawan tentara sekutu. Satu persatu wilayah pendudukan Jepang dikuasai sekutu mulai dari sailon,guam,marina, kepulauan Pasifik dan Filipina. Setelah menguasai Filipina pasukan sekutu kemudian mengadakan serangan ke Indonesia. Wilayah diduduki pertama kali adalah Pulau Tarakan dan Balikpapan.
Puncak kehancuran Jepang ketika Kota Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom atom oleh tentara sekutu. Jepang menyerah kepada sekutu dan Jepang menyetujui perjanjian yang dilakukan di geladak kapal USS Missouri. Setelah perang dunia kedua berakhir maka diadakan Perjanjian perjanjian perdamaian antara pihak pemenang dan yang kalah. Perjanjian-perjanjian itu antara lain Konferensi Postdam tanggal 2 Agustus 945 dan perjanjian San Fransisco 8 September 1951.

Related Posts

0 Response to "Perang Dunia ke II dan pendudukan Jepang di Indonesia"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel