-->

biografi r.a kartini(raden ajeng kartini)

Profil

Nama: Raden Ajeng Kartini
Tempat dan tanggal lahir: Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879
Tempat dan tanggal kematian: Rembang, Jawa Tengah, 17 September 1984
Umur: 25 tahun
Nama orang tua
Ayah: Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat
Ibu: M.A Ngasirah
Nama keluarga
Suami: K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat
Anak: Raden Mas Soesalit

Biografi RA Kartini

R.A Kartini's Childhood
Raden Adjeng Kartini lahir di Jepara pada 21 April 1876. Dia berasal dari keluarga bangsawan. Ayahnya, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat adalah seorang bupati yang memerintah Jepara pada saat itu. Sementara ibunya, MA Ngasirah turun dari rakyat jelata. Seperti anak-anak lain dari keturunan bangsawan pada umumnya, ia hidup dalam kemakmuran dan aturan Jawa yang ketat. Dia adalah anak ke-5 dari 11 saudara laki-laki dan perempuan yang berasal dari ibu kandung dan ibu tirinya. Di antara saudara kandungnya dari ibu kandungnya, dia adalah putri sulung.
R.A Kartini belajar di Sekolah ELS (Europese Lagere School). Dia belajar bahasa Belanda di sana, sehingga dia bisa berbahasa Belanda dengan sangat baik.
R.A Kartini's Adolescence
Ketika dia berumur 12 tahun, dia harus berhenti belajar karena dia harus melakukan “pingit” pada waktu itu, sebuah aturan adat Jawa yang melarang wanita untuk pergi keluar sebelum menikah. Akhirnya, pada 12 November 1983 ia menikah dengan Raden Adipati Joyodiningrat.
Setelah menikah, R.A Kartini tidak pernah berhenti belajar. Dia terus belajar di rumahnya sendiri dengan membaca banyak buku dan majalah Eropa. Ketika dia membacanya, dia menemukan perbedaan besar antara kehidupan wanita Eropa dengan wanita Indonesia. Perempuan Eropa hidup dalam kebebasan dan mereka memiliki posisi setara yang sama dengan laki-laki. Sementara, perempuan Indonesia hidup di bawah kekuasaan laki-laki.
Berdasarkan fakta itu, dia punya ide untuk mengubah kehidupan wanita Indonesia. Dia bersama teman-temannya membuka sekolah pertama untuk wanita di Indonesia pada tahun 1912 di Semarang. Mereka mengajarkan perempuan Indonesia cara membaca dan menulis, sehingga mereka bisa keluar dari ketidaktahuan.
Selain mengajar, ia juga menulis surat kepada teman-temannya di Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang sangat mendukung ide Kartini. Dia juga sering menulis kepada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie beberapa kali.
Berkat usahanya, banyak sekolah wanita dibangun di daerah lain seperti di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, dan Cirebon. Selain itu, ada juga Yayasan Kartini, yang didirikan oleh keluarga Van Deventer yang merupakan tokoh politik, membuka Sekolah Kartini.
R.A Kematian Kartini
Pada 13 September 1904, RA Kartini meninggal setelah melahirkan putranya yang bernama RM Soesalit. Dia berusia 25 tahun pada waktu itu. Meskipun dia telah meninggal dunia, semangat dan ide briliannya tetap hidup dan menginspirasi perempuan Indonesia untuk melanjutkan perjuangan untuk mewujudkan mimpinya menjadi kenyataan.
Bahkan arwahnya membuat seorang tokoh Belanda, Mr.JH Abendanon, menyusun dan menerbitkan surat-suratnya yang dikirim ke teman-temannya di Eropa berjudul “Duisternis DOOR TOT Licht”, yang berarti “Melalui Kegelapan ke Cahaya”.
Atas kontribusinya, ia dianugerahi sebagai pahlawan nasional Indonesia karena ide-idenya yang meningkatkan tingkat perempuan Indonesia, pada 2 Mei 196

Related Posts

0 Response to "biografi r.a kartini(raden ajeng kartini)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel