Pengertian shalat jamaah fadhu dalam fiqih
Ibnu duraid berkata, orang yang pertama kali melakukan salat jamaah adalah Rasulullah SAW saat keluar dari gua pada salat subuh. Sebelum itu kaum muslimin salat sendiri sendiri. Jamaah hanya dimiliki oleh umat Muhammad saja, seperti halnya sholat Jumat, sholat Ied, gerhana dan Istisqo. Makna jama,ah adalah ikatan salat makmum dengan shalat Imam. Jamaah lebih utama daripada sendirian dengan terpaut 27°pahala.
Shalat jamaah pada salat fardu selain shalat Jumat adalah fardu kifayah bagi para lelaki yang merdeka, tidak bepergian dan tidak telanjang. Waduh ini sudah gugur juga dilakukan oleh sekelompok orang dari penduduk daerah jika mereka lelaki, Balige, merdeka dan syair Islam tampak. Tidak gugur jika yang melakukannya bukan penduduk daerah setempat, kaum wanita atau anak-anak dan Budah.
Sholat jamaah harus dilakukan di tempat yang tampak oleh banyak orang dan tidak ada orang yang malu untuk memasukinya. Untuk desa kecil, jamaah cukup dilakukan di satu tempat yang penampakan syiar Islam. Untuk desa besar dan daerah yang lebih besar, jamaah harus dilakukan di beberapa tempat yang menampakan syiar Islam. Jika dilakukan di 1 tempat saja maka fardhu kifayah belum gugur.
Sunat yang sempurna bagi selain wanita, waria dan pemuda yang tampan adalah shalat di masjid. Sedangkan ketika orang tersebut, yang terbaik bagi mereka adalah salat di rumah. Jika seorang lelaki jamaah di rumahnya bersama anggota keluarganya, tetap memperoleh Fadilah jamaah.
0 Response to "Pengertian shalat jamaah fadhu dalam fiqih"
Post a Comment