Zaman hindu-budha dan zaman Islam dalam ilmu sejarah
zaman hindu budha
Hasil hasil kesustraan dari zaman Indonesia Kelasik terutama berasal dari Jawa. Akan tetapi naskah-naskah itu banyak ditemukan di wilayah Bali. Hal itu disebabkan naskah-naskah itu ditulis di atas daun lontar yang tidak bertahan sampai berabad-abad. Pada waktu masyarakat Jawa sudah memeluk agama Islam naskah naskah tersebut tidak diperhatikan. Oleh sebab itu kitab-kitab Lontar itu pun lenyap. Kamu di Bali yang masih menganut agama Hindu naskah-naskah itu masih terus dipelihara. Demikian juga keahlian menulis di atas daun lontar masih diperhatikan. Naskah-naskah yang sudah tua disalin dan diperbaharui sehingga kesastraan kuno itu masih hidup, walaupun tulisannya tidak lagi tulisan Jawa kuno melainkan tulisan Bali kuno.
Pada zaman kerajaan Hindu dan Budha berkembang di Indonesia kesustraan dibagi menjadi sebagai berikut,
A) zaman Mataram (sekitar abad ke 9 dan 10)
B) zaman Kediri (sekitar abad ke 11 dan 12)
C) zaman Majapahit 1 (sekitar abad ke 14) dengan bahasa Jawa kuno
D) jaman Majapahit 2 (sekitar abad ke 15 dan 16) dengan bahasa Jawa tengahan. Sebagai kesusastraan zaman Majapahit 2 itu berkembang di Bali (zaman kerajaan samprangan gregel)
Hasil hasil kesusastraan zaman Indonesia Kelasik itu ditulis dalam bentuk ganjaran dan tembang. Namun sebagai besar berbentuk tembang. Tembang Jawa kuno biasanya disebut dengan kekawin, sedangkan tembang Jawa Tengah disebut kidung.
Ditinjau dari segi isi maka kitab-kitab Kuno dari zaman hindu budha itu dapat dibagi menjadi sebagai berikut.
A. Tutur atau kitab keagamaan, seperti Sanghyang kamahanikam yang disusun pada masa pemerintahan Mpu Sindok.
B. Sastra atau kitab hukum, termasuk didalamnya kitab-kitab Sasana yang berisi peraturan untuk golongan masyarakat tertentu. Misalnya Rossi sana yang menguraikan kedudukan dan hak serta kewajiban para resi.
C. Wiracarita atau cerita kepahlawanan, seperti Ramayana dan Mahabharata.
D. Kitab sejarah seperti Negarakertagama, dari zaman Majapahit.
Hasil hasil kesusastraan dari zaman Majapahit yang dimaksud sebagai kitab sejarah selain kitab sastra adalah sebagai berikut
1. Negarakertagama
Kitab ini mempunyai peran pasar bagi penulisan sejarah Indonesia. Dalam kitab ini diuraikan secara kerajaan Singosari dan Majapahit dari sumber-sumber pertama dan ternyata banyak yang bersesuaian dengan sumber-sumber prasasti. Selain itu juga diuraikan tentang keadaan kota Majapahit, daerah kekuasaan Majapahit perjalanan Hayam Wuruk di wilayah Jawa Timur pemerintahan dan keagamaan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dan sebagainya.
2. Pararaton
Diperkirakan kitab ini berasal dari tradisi lisan sehingga tidak ditemukan nama pengarangnya. Kitab ini dimaksud Sebagai karya sejarah. Nama sebagaimana tradisi lisan di dalamnya banyak terdapat hal yang berbau dongeng yang penuh dengan keajaiban. Bagian pertama kitab ini menceritakan tokoh Ken Arok beserta raja-raja Singasari lainnya. Bagian kedua menceritakan tentang Raden Wijaya semenjak menjadi menantu Kertanegara (Raja Singosari terakhir) sampai menjadi raja Majapahit. Kemudian di ceritakanlah tentang Jayanegara dan pemberontakan pemberontakan Ronggolawe dan sora. Peristiwa Putri Sunda di Bubat. Penutupan nya adalah semacam daftar raja-raja sesudah Hayam Wuruk yang disertai dengan angka tahun yang tidak cocok.
3. Sundayana
Kitab ini menceritakan nasi raja sunda, Sri Baduga Maharaja yang datang ke Majapahit untuk menghantarkan putrinya. Diah Pitaloka untuk dinikahkan dengan Hayam Wuruk. Akan tetapi di Bubat terjadi perselisihan dengan Gajah Mada sehingga rombongan Raja Sunda ini dibunuh.
4. Panji wijayakrama
Kitab ini menceritakan tentang riwayat Raden Wijaya sampai dengan menjadi raja Majapahit.
5. Ronggolawe
Mengisahkan tentang pemberontakan Ronggolawe dari Tuban terhadap Raja Jayanegara.
6. Sorandaka
Mengisahkan pemberontakan Sora terhadap Raja Jayanegara
7. Paman cangah
Memisahkan secara para dewa Agung dari kerajaan gelgel Bali
8. Usana jawa
Menceritakan penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Arya Damar. Diceritakan pula tentang penumpasan Raja raksasa mayadenawa dan pemindahan keraton Majapahit ke gelgel.
9. Usana bali
Menceritakan kekacauan di Bali disebabkan mengganas nya seorang raksasa bernama Maya danawa. Dengan terus-menerus berganti rupa Raksasa ini mampu bertahan dalam waktu yang sangat lama. Akan tetapi akhirnya berhasil dibunuh oleh para dewa.
2. Zaman Islam
Kesusastraan pada zaman Islam terutama berkembang di daerah daerah sekitar Selat Malaka (daerah Melayu) dan dijawa. Sementara itu di Bali masih terus berkembang kesusastraan dari zaman Hindu Budha. Dibandingkan kesusastraan dari zaman Hindu Budha Hasil kesusastraan pada zaman Islam tidak seberapa banyak ditemukan. Selain itu kebanyakan kitab-kitab Kuno dari zaman ini seringkali bukan dalam bentuknya yang asli, tetapi merupakan gubahan baru sehingga naskah yang ada kebanyakan merupakan naskah yang tidak zaman sehingga hasil kesusastraan dari zaman Islam yang tidak dapat diurutkan secara kronologis menurut tahun pembuatannya.
A. Hikayat
Sesuai dengan zamannya maka hasil-hasil kesastraan pada zaman ini banyak mendapat pengaruh dari Persia. Oleh karena itu pada zaman ini banyak dikenal hikayat-hikayat yang mendapat pengaruh dari Persia seperti cerita Bayan Budiman dan cerita 1001 malam. Walaupun demikian pengaruh hasil karya sastra dari zaman hindu-budha masih besar peranannya. Pada zaman ini muncul Gubahanku ban baru dari Mahabharata Ramayana dan pancatantra menjadi: hikayat Pandawa Lima hikayat Pandawa Jaya hikayat Sri Rama hikayat Maharaja Rahwana dan Hikayat Panca tanderan. Khusus di Jawa terdapat Brata Yuda Ramadan Arjuna sasrabahu. Saluran-saluran tersebut diatas sebagian ditulis dalam bentuk dan caranya sebagian dalam bentuk tembang.
Hikayat merupakan karya sastra yang isinya beraneka ragam bisa dikatakan bahwa apa saja yang bisa dirubah kan menjadi hikayat. Cara pada hakekatnya hikayat itu merupakan cerita dongeng belaka. Banyak hal yang bersifat supranatural dalam hikayat, padahal seringkali tokoh utama dalam hikayat itu merupakan tokoh sejarah. Ada pula hikayat yang memang dimaksudkan sebagai sejarah tradisional. Di daerah Melayu kisah semacam ini dikenal sebagai sejarah, sila-sila dan tambo seperti hikayat raja-raja Pasai dan Hikayat silsilah perak.
Hikayat raja-raja Pasai
Melihat kandungan isinya kita nikah itu ini dapat digolongkan sebagai babad karena kita ini dimaksudkan sebagai kitab sejarah tradisional. Isi pokok kitab tentang riwayat kerajaan Pasai sejak didirikan oleh Malik as-saleh hingga ditaklukan oleh kerajaan Majapahit. Tidak terdapat angka tahun di dalamnya. Keseluruhan desanya diuraikan layanan cerita dongeng sehingga antara fakta dan imajinasi pengarangnya sulit dibedakan. Biasanya diawali dengan anak perempuan yang dilahirkan dari sebatang bambu. Setelah dewasa anak ini menikah dengan seorang Putra bangsawan yang waktu kecil diasuh oleh seekor gajah. Bagian yang mengisahkan raja-raja Pasai pun lebih berupa cerita roman daripada sejarah.
Tentang penyebab penyerangan oleh Majapahit dikisahkan bahwa seorang putri Majapahit Raden Galuh Guma rancang jatuh cinta kepada Tun Abdul Jalil Putra Raja Pasai. Dia datang sendiri ke pantai untuk menjemput kekasihnya. Rajabasa tidak menyetujui perkawinan itu. Baca pemutihan memerintahkan untuk membunuh putranya dan membuang mayatnya ke laut. Ketika sang putri mengetahui hal itu ya ampun menghilangkan diri bersama perahunya untuk bersatu dengan sang pangeran. Hal ini membuat kemarahan Raja Majapahit sehingga ia mengirimkan armadanya ke Pasai untuk menghukum Raja Pasai.
Hasil hasil kesustraan dari zaman Indonesia Kelasik terutama berasal dari Jawa. Akan tetapi naskah-naskah itu banyak ditemukan di wilayah Bali. Hal itu disebabkan naskah-naskah itu ditulis di atas daun lontar yang tidak bertahan sampai berabad-abad. Pada waktu masyarakat Jawa sudah memeluk agama Islam naskah naskah tersebut tidak diperhatikan. Oleh sebab itu kitab-kitab Lontar itu pun lenyap. Kamu di Bali yang masih menganut agama Hindu naskah-naskah itu masih terus dipelihara. Demikian juga keahlian menulis di atas daun lontar masih diperhatikan. Naskah-naskah yang sudah tua disalin dan diperbaharui sehingga kesastraan kuno itu masih hidup, walaupun tulisannya tidak lagi tulisan Jawa kuno melainkan tulisan Bali kuno.
Pada zaman kerajaan Hindu dan Budha berkembang di Indonesia kesustraan dibagi menjadi sebagai berikut,
A) zaman Mataram (sekitar abad ke 9 dan 10)
B) zaman Kediri (sekitar abad ke 11 dan 12)
C) zaman Majapahit 1 (sekitar abad ke 14) dengan bahasa Jawa kuno
D) jaman Majapahit 2 (sekitar abad ke 15 dan 16) dengan bahasa Jawa tengahan. Sebagai kesusastraan zaman Majapahit 2 itu berkembang di Bali (zaman kerajaan samprangan gregel)
Hasil hasil kesusastraan zaman Indonesia Kelasik itu ditulis dalam bentuk ganjaran dan tembang. Namun sebagai besar berbentuk tembang. Tembang Jawa kuno biasanya disebut dengan kekawin, sedangkan tembang Jawa Tengah disebut kidung.
Ditinjau dari segi isi maka kitab-kitab Kuno dari zaman hindu budha itu dapat dibagi menjadi sebagai berikut.
A. Tutur atau kitab keagamaan, seperti Sanghyang kamahanikam yang disusun pada masa pemerintahan Mpu Sindok.
B. Sastra atau kitab hukum, termasuk didalamnya kitab-kitab Sasana yang berisi peraturan untuk golongan masyarakat tertentu. Misalnya Rossi sana yang menguraikan kedudukan dan hak serta kewajiban para resi.
C. Wiracarita atau cerita kepahlawanan, seperti Ramayana dan Mahabharata.
D. Kitab sejarah seperti Negarakertagama, dari zaman Majapahit.
Hasil hasil kesusastraan dari zaman Majapahit yang dimaksud sebagai kitab sejarah selain kitab sastra adalah sebagai berikut
1. Negarakertagama
Kitab ini mempunyai peran pasar bagi penulisan sejarah Indonesia. Dalam kitab ini diuraikan secara kerajaan Singosari dan Majapahit dari sumber-sumber pertama dan ternyata banyak yang bersesuaian dengan sumber-sumber prasasti. Selain itu juga diuraikan tentang keadaan kota Majapahit, daerah kekuasaan Majapahit perjalanan Hayam Wuruk di wilayah Jawa Timur pemerintahan dan keagamaan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dan sebagainya.
2. Pararaton
Diperkirakan kitab ini berasal dari tradisi lisan sehingga tidak ditemukan nama pengarangnya. Kitab ini dimaksud Sebagai karya sejarah. Nama sebagaimana tradisi lisan di dalamnya banyak terdapat hal yang berbau dongeng yang penuh dengan keajaiban. Bagian pertama kitab ini menceritakan tokoh Ken Arok beserta raja-raja Singasari lainnya. Bagian kedua menceritakan tentang Raden Wijaya semenjak menjadi menantu Kertanegara (Raja Singosari terakhir) sampai menjadi raja Majapahit. Kemudian di ceritakanlah tentang Jayanegara dan pemberontakan pemberontakan Ronggolawe dan sora. Peristiwa Putri Sunda di Bubat. Penutupan nya adalah semacam daftar raja-raja sesudah Hayam Wuruk yang disertai dengan angka tahun yang tidak cocok.
3. Sundayana
Kitab ini menceritakan nasi raja sunda, Sri Baduga Maharaja yang datang ke Majapahit untuk menghantarkan putrinya. Diah Pitaloka untuk dinikahkan dengan Hayam Wuruk. Akan tetapi di Bubat terjadi perselisihan dengan Gajah Mada sehingga rombongan Raja Sunda ini dibunuh.
4. Panji wijayakrama
Kitab ini menceritakan tentang riwayat Raden Wijaya sampai dengan menjadi raja Majapahit.
5. Ronggolawe
Mengisahkan tentang pemberontakan Ronggolawe dari Tuban terhadap Raja Jayanegara.
6. Sorandaka
Mengisahkan pemberontakan Sora terhadap Raja Jayanegara
7. Paman cangah
Memisahkan secara para dewa Agung dari kerajaan gelgel Bali
8. Usana jawa
Menceritakan penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Arya Damar. Diceritakan pula tentang penumpasan Raja raksasa mayadenawa dan pemindahan keraton Majapahit ke gelgel.
9. Usana bali
Menceritakan kekacauan di Bali disebabkan mengganas nya seorang raksasa bernama Maya danawa. Dengan terus-menerus berganti rupa Raksasa ini mampu bertahan dalam waktu yang sangat lama. Akan tetapi akhirnya berhasil dibunuh oleh para dewa.
2. Zaman Islam
Kesusastraan pada zaman Islam terutama berkembang di daerah daerah sekitar Selat Malaka (daerah Melayu) dan dijawa. Sementara itu di Bali masih terus berkembang kesusastraan dari zaman Hindu Budha. Dibandingkan kesusastraan dari zaman Hindu Budha Hasil kesusastraan pada zaman Islam tidak seberapa banyak ditemukan. Selain itu kebanyakan kitab-kitab Kuno dari zaman ini seringkali bukan dalam bentuknya yang asli, tetapi merupakan gubahan baru sehingga naskah yang ada kebanyakan merupakan naskah yang tidak zaman sehingga hasil kesusastraan dari zaman Islam yang tidak dapat diurutkan secara kronologis menurut tahun pembuatannya.
A. Hikayat
Sesuai dengan zamannya maka hasil-hasil kesastraan pada zaman ini banyak mendapat pengaruh dari Persia. Oleh karena itu pada zaman ini banyak dikenal hikayat-hikayat yang mendapat pengaruh dari Persia seperti cerita Bayan Budiman dan cerita 1001 malam. Walaupun demikian pengaruh hasil karya sastra dari zaman hindu-budha masih besar peranannya. Pada zaman ini muncul Gubahanku ban baru dari Mahabharata Ramayana dan pancatantra menjadi: hikayat Pandawa Lima hikayat Pandawa Jaya hikayat Sri Rama hikayat Maharaja Rahwana dan Hikayat Panca tanderan. Khusus di Jawa terdapat Brata Yuda Ramadan Arjuna sasrabahu. Saluran-saluran tersebut diatas sebagian ditulis dalam bentuk dan caranya sebagian dalam bentuk tembang.
Hikayat merupakan karya sastra yang isinya beraneka ragam bisa dikatakan bahwa apa saja yang bisa dirubah kan menjadi hikayat. Cara pada hakekatnya hikayat itu merupakan cerita dongeng belaka. Banyak hal yang bersifat supranatural dalam hikayat, padahal seringkali tokoh utama dalam hikayat itu merupakan tokoh sejarah. Ada pula hikayat yang memang dimaksudkan sebagai sejarah tradisional. Di daerah Melayu kisah semacam ini dikenal sebagai sejarah, sila-sila dan tambo seperti hikayat raja-raja Pasai dan Hikayat silsilah perak.
Hikayat raja-raja Pasai
Melihat kandungan isinya kita nikah itu ini dapat digolongkan sebagai babad karena kita ini dimaksudkan sebagai kitab sejarah tradisional. Isi pokok kitab tentang riwayat kerajaan Pasai sejak didirikan oleh Malik as-saleh hingga ditaklukan oleh kerajaan Majapahit. Tidak terdapat angka tahun di dalamnya. Keseluruhan desanya diuraikan layanan cerita dongeng sehingga antara fakta dan imajinasi pengarangnya sulit dibedakan. Biasanya diawali dengan anak perempuan yang dilahirkan dari sebatang bambu. Setelah dewasa anak ini menikah dengan seorang Putra bangsawan yang waktu kecil diasuh oleh seekor gajah. Bagian yang mengisahkan raja-raja Pasai pun lebih berupa cerita roman daripada sejarah.
Tentang penyebab penyerangan oleh Majapahit dikisahkan bahwa seorang putri Majapahit Raden Galuh Guma rancang jatuh cinta kepada Tun Abdul Jalil Putra Raja Pasai. Dia datang sendiri ke pantai untuk menjemput kekasihnya. Rajabasa tidak menyetujui perkawinan itu. Baca pemutihan memerintahkan untuk membunuh putranya dan membuang mayatnya ke laut. Ketika sang putri mengetahui hal itu ya ampun menghilangkan diri bersama perahunya untuk bersatu dengan sang pangeran. Hal ini membuat kemarahan Raja Majapahit sehingga ia mengirimkan armadanya ke Pasai untuk menghukum Raja Pasai.
0 Response to "Zaman hindu-budha dan zaman Islam dalam ilmu sejarah"
Post a Comment